BILANGAN BULAT
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN
BAb ll
Proses Perumusan Pancasila
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk tanggal 1 Maret 1945
Bahasa Jepangnya Dokuritsu Junbi Cosakai. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat berhasil merumuskan dasar negara.
Gagasan Pancasila Mr. Mohammad Yamin, sebagai berikut:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat.
Gagasan Pancasila Dr. Soepomo sebagai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan demokrasi
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial.
Gagasan Pancasila Ir. Soekarno sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Panitia Sembilan. Kesembilan tokoh tersebut ialah:
1. Ir. Soekarno (Ketua merangkap anggota);
2. Drs. Mu. Hatta (Wakil Ketua merangkap anggota);
3. A.A. Maramis, S.H. (anggota);
4. Abikusno Cokrosuyoso (anggota);
5. Abdul Kahar Muzakkir (anggota);
6. Haji Agus Salim (angota);
7. K.H. Wahid Hasyim (anggota);
8. Achmad Soebardjo, S.H. (anggota);
9. Mr. Muh. Yamin (anggota).
Rancangan Pembukaan yang disiapkan oleh BPUPKI ini disebut juga Piagam Jakarta. (Jakarta Carter)
Rumusan Pancasila yang terdapat di dalamPiagam Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Naskah Piagam Jakarta berbunyi, seperti berikut:
Piagam Jakarta
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa,dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan menyatakan kemerdekaanya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Yang mengusulkan mengubah kalimat "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha esa". Adalah Moh. Hatta
pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan sebagai gantinya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
pada tanggal 9 Agustus 1945. maka dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam Bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Linkai, yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
MATERI SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SD/MI KELAS VI
BAB 1
Mengenal Motif Batik
1. Jenis Motif Batik
Berdasarkan akar budayanya, motif batik dikelompokan menjadi dua sebagai berikut:
Motif Batik yang Berakar pada Budaya Keraton Jawa
Motif batik ini dikenal dengan istilah batik Solo-Yogya atau batik klasik. Batik klasik mengandung banyak symbol. Selain itu ada pembatsan dalam corak dan penggunaannya. Ada jenis motif batik yang hanya dikenakan oleh raja, misalnya kain dengan motif parang rusak barong dan parang.
Motif Batik Bebas dan mandiri
Motik batik bebas berkembang di kuar aturan atau tradisi keratin. Tidak ada ketentuan khusus dalam pembuatan motif dan pemilihan warna. Oleh karena itu, corak atau warna batik jenis ini sangat bervariasi. Batik motif bebas banyak dibuat di daerah Pesisir Utara Jawa dan Daerah pembatikan lainnya diluar Pulau Jawa, misalnya Kalimantan, Sulawesi, Madura dan Papua.
Menurut sifatnya ada dua jenis motif batik, yaitu motif batik geometris dan motif batik nongeometris. Motif non geometris juga biasa disebut motif naturalis.
2. Berbagai Teknik Membatik
Membatik diartikan sebagai proses pembuatan motif atau ragam hias pada kain dengan perintangan. Adapun cirri khas batik ialah penggambaran motif dalam bentuk negative atau klise. Motif dalam bentuk klise dapat diciptakan dalam berbagai cara. Cara-cara tersebut sebagai berikut:
Merintangi sebagian pola dengan alat canting Tradisional ( canting tulis ).
Merintangi sebagian pola dengan alat canting cap.
Merintangi dengan pengikatan ( teknik celup ikat).
Bagaimana semua teknik tersebut dapat menghasilkan motif dalam bentuk negative atau klise? Sebagaimana motif atau pola batik pada kain diikat atau ditutup lilin, baik dengan canting tradisional atau canting cap. Kemudian kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Bagian kain yang diikat atau ditutup lilin tidak akan terkena bahan pewarna. Setelah proses penghilangan lilin atau ikatan kain dibuka, bagian tersebut tetap berwarna putih atau berwarna seperti sebelum proses pencelupan. Motif inilah yang disebut motif dalam bentuk negatif atau klise.
a. Teknik Canting Tulis
Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting. Canting terbuat dari bahan tembaga ringan dan berbentuk seperti teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola. Saat kain dimasukan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.
b. Teknik Canting Ikat
Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna dan ikatan dibuka, bagian yang diikat tidak terkena warna.
c. Teknik Printing
Teknik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik menggunalan canting cap. Canting cap merupakan kepingan logam atau pelat berisi gambar yang agak menonjol. Permukaan canting cap yang menonjol dicelupkan dalam cairan malam (lilin batik). Selanjutnya, canting cap dicapkan pada kain. Canting cap akan meninggalkan motif. Motif inilah yang disebut klise. Canting cap membuat proses pemalaman lebih cepat. Oleh karena itu, teknik printing dapat menghasilkan kain batik yang banyak dalam waktu yang lebih singkat.
d. Teknik Colet
Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik Colet. Motif yang dihasilkan dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga dengan teknik lukis, meru pakan cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat atau pewarna kain je nis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau kuas.
3. Apresiasi terhadap Keunikan Motif batik
Seni batik merupakan salah satu jenis kesenian khas Indonesia. Daerah pembuatannya tersebar di hamper seluruh wilayah Nusantara. Tiap daerah pembatikannya memiliki keunikan atau kekhasan. Keunikan tersebut dalam hal motif atau corak, teknik pembuatan, dan makna simboliknya. Oleh karena itu, berbicara mengenai batik menjadi hal yang menarik dan tidak pernah ada habisnya. Dalam subbab ini kita belajar mengapresiasi atau menilai keunikan motif batik dari beberapa daerah pembatikan, yaitu jambi, papua, Solo dan Madura.
Keunikan batik Jambi terletak pada motif yang nonfigurative atau tak menggambarkab objek manusia atau binatang, tetapi lebih memilih objek tumbuhan dan tulisan.
Kemudian keunikan batik suku Asmat, Papua. Keuniakan batik Asmat terletak pada motifnya yang dekoratif dan mengambil unsur budaya daerah setempat. Motif batik tersebut sama dengan motif-motif pada ukiran kayu, misalkan motif roh leluhur.
Batik solo. Biasanya motif sidomulyo sering dipakai sepasang mempelai pada upacara perkawinan adat solo. Pada motif batik sidomulyo memiliki makna yaitu harapan yang baik untuk kedua mempelai, yaitu agar setelah menikah keduanya dapat hidup berkecukupan.
Batik Madura termasuk dalam kelompok batik pesisir, sehingga coraknya didominasi motif-motif naturalis bertema flora fauna dengan warna-warna terang dan kuat. Cirri khusus yang lain yaitu pola besar-besar dengan hiasan pengisi yang agak kasar.
BAB 1
Mengenal Motif Batik
1. Jenis Motif Batik
Berdasarkan akar budayanya, motif batik dikelompokan menjadi dua sebagai berikut:
Motif Batik yang Berakar pada Budaya Keraton Jawa
Motif batik ini dikenal dengan istilah batik Solo-Yogya atau batik klasik. Batik klasik mengandung banyak symbol. Selain itu ada pembatsan dalam corak dan penggunaannya. Ada jenis motif batik yang hanya dikenakan oleh raja, misalnya kain dengan motif parang rusak barong dan parang.
Motif Batik Bebas dan mandiri
Motik batik bebas berkembang di kuar aturan atau tradisi keratin. Tidak ada ketentuan khusus dalam pembuatan motif dan pemilihan warna. Oleh karena itu, corak atau warna batik jenis ini sangat bervariasi. Batik motif bebas banyak dibuat di daerah Pesisir Utara Jawa dan Daerah pembatikan lainnya diluar Pulau Jawa, misalnya Kalimantan, Sulawesi, Madura dan Papua.
Menurut sifatnya ada dua jenis motif batik, yaitu motif batik geometris dan motif batik nongeometris. Motif non geometris juga biasa disebut motif naturalis.
2. Berbagai Teknik Membatik
Membatik diartikan sebagai proses pembuatan motif atau ragam hias pada kain dengan perintangan. Adapun cirri khas batik ialah penggambaran motif dalam bentuk negative atau klise. Motif dalam bentuk klise dapat diciptakan dalam berbagai cara. Cara-cara tersebut sebagai berikut:
Merintangi sebagian pola dengan alat canting Tradisional ( canting tulis ).
Merintangi sebagian pola dengan alat canting cap.
Merintangi dengan pengikatan ( teknik celup ikat).
Bagaimana semua teknik tersebut dapat menghasilkan motif dalam bentuk negative atau klise? Sebagaimana motif atau pola batik pada kain diikat atau ditutup lilin, baik dengan canting tradisional atau canting cap. Kemudian kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Bagian kain yang diikat atau ditutup lilin tidak akan terkena bahan pewarna. Setelah proses penghilangan lilin atau ikatan kain dibuka, bagian tersebut tetap berwarna putih atau berwarna seperti sebelum proses pencelupan. Motif inilah yang disebut motif dalam bentuk negatif atau klise.
a. Teknik Canting Tulis
Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting. Canting terbuat dari bahan tembaga ringan dan berbentuk seperti teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola. Saat kain dimasukan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.
b. Teknik Canting Ikat
Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna dan ikatan dibuka, bagian yang diikat tidak terkena warna.
c. Teknik Printing
Teknik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik menggunalan canting cap. Canting cap merupakan kepingan logam atau pelat berisi gambar yang agak menonjol. Permukaan canting cap yang menonjol dicelupkan dalam cairan malam (lilin batik). Selanjutnya, canting cap dicapkan pada kain. Canting cap akan meninggalkan motif. Motif inilah yang disebut klise. Canting cap membuat proses pemalaman lebih cepat. Oleh karena itu, teknik printing dapat menghasilkan kain batik yang banyak dalam waktu yang lebih singkat.
d. Teknik Colet
Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik Colet. Motif yang dihasilkan dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga dengan teknik lukis, meru pakan cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat atau pewarna kain je nis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau kuas.
3. Apresiasi terhadap Keunikan Motif batik
Seni batik merupakan salah satu jenis kesenian khas Indonesia. Daerah pembuatannya tersebar di hamper seluruh wilayah Nusantara. Tiap daerah pembatikannya memiliki keunikan atau kekhasan. Keunikan tersebut dalam hal motif atau corak, teknik pembuatan, dan makna simboliknya. Oleh karena itu, berbicara mengenai batik menjadi hal yang menarik dan tidak pernah ada habisnya. Dalam subbab ini kita belajar mengapresiasi atau menilai keunikan motif batik dari beberapa daerah pembatikan, yaitu jambi, papua, Solo dan Madura.
Keunikan batik Jambi terletak pada motif yang nonfigurative atau tak menggambarkab objek manusia atau binatang, tetapi lebih memilih objek tumbuhan dan tulisan.
Kemudian keunikan batik suku Asmat, Papua. Keuniakan batik Asmat terletak pada motifnya yang dekoratif dan mengambil unsur budaya daerah setempat. Motif batik tersebut sama dengan motif-motif pada ukiran kayu, misalkan motif roh leluhur.
Batik solo. Biasanya motif sidomulyo sering dipakai sepasang mempelai pada upacara perkawinan adat solo. Pada motif batik sidomulyo memiliki makna yaitu harapan yang baik untuk kedua mempelai, yaitu agar setelah menikah keduanya dapat hidup berkecukupan.
Batik Madura termasuk dalam kelompok batik pesisir, sehingga coraknya didominasi motif-motif naturalis bertema flora fauna dengan warna-warna terang dan kuat. Cirri khusus yang lain yaitu pola besar-besar dengan hiasan pengisi yang agak kasar.
BAB II
Berkarya batik, Gambar Ilustrasi, dan Boneka
1. Menciptakan Motif Hias
Merancang motif batik
Buatlah motif pada kain dengan menggunakan pensil.
Nyalakan lilin. Gunakan lelehan lilin untuk menutup bagian-bagian motif yang tidak ingin kamu warnai. Berhati-hatilah, jangan sampai nyala lilin membakar kain.
Buatlah dua macam larutan pewarna.
Komposisi larutan 1: ½ liter air, 1 sendok makan naptol AS LB, garam diazo merah B, dan Kostik.
Komposisi larutan 2: ½ liter air, 1 sendok makan AS G, garam diazo kuning Gc, dan kostik.
Komposisi larutan pertama menghasilkan warna cokelat merah, sedangkan larutan kedua menghasilkan warna kuning.
Masukan kain yang telah dirintangi lilin ke dalam larutan pertama. Diamkan selam ± 5 menit, kemudian angkatlah kain. Hilangkan lilin dengan mencelupkan kain ke dalam air panas sambil diremas-remas. Menghilangkan lilin dengan cara memasukan kain ke dalam air mendidih akan lebih baik, sebab lilin lebih cepat larut atau hilang.
Masukan pola yang telah diwarnai ditutup dengan lilin kemudian dimasukan kedalam larutan kedua sambil ditekan-tekan. Setelah ± 5 menit kain diangkat dan dihilangkan lilinya. Caranya sama dengan sebelumnya, yaitu mencelupkan kedalam air panas atau merebusnya. Jika lilin yang menempel pada kain telah bersih, kain dapat diangkat dan diangin-anginkan.
2. Menggambar Ilustrasi
Pengertian dan Fungsi
Gambar ilustrasi adalah gambar yang menceritakan suatu adegan atau peristiwa. Adapun fungsi gambar ilustrasi sebagai berikut.
Memperjelas alur atau isi cerita.
Memperjelas isi pesan dalam promosi suatu barang.
Menarik perhatian.
Menambah nilai artistic/ keindahan.
Media pengungkapan perasaan penggambarnya.
Teknik dan Media
Menggambar ilustrasi dapat dilakukan dengan teknik kering atau teknik basah. Media untuk menggambar ilustrasi dengan teknik kering yaitu pensil, arang, kapur, krayon, atau bahan lain yang tidak memerlukan air atau minyak sebagai pengencer. Media untuk teknik basah yaitu cat air, cat minyak, tinta atau media lain yang memerluakn air atau minyak sebagai pengencer.
Langkah-langkah Menggambar Ilustrasi
Persiapan Bahan dan Alat
Penentuan Tema
Pembuatan Sketsa
Penyempurnaan Gambar
3. Berkarya Boneka
Membuat boneka merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tidak memerlukan biaya mahal. Kain perca dan bahan-bahan tidak terpakai seperti botol, kardus, kelobot jagung, benang wol, dan cangkang telur dapat dibuat menjadi boneka cantik.
Membuat Rancangan Boneka
Rancangan boneka berupa sketsa bentuk boneka yang akan dibuat. Akan leboh baik jika sketsa boneka disertai keterangan jenis-jenis bahan yang akan digunakan.
Membuat Boneka Sesuai Rancangan
Siapkan bahan dan alat. Bahan dan alat yang kamu butuhkan yaitu kain polos, kain perca bermotif, renda, pita, jarum, dan benang jahit, benang wol, gulungan kertas karton, lem, cangkang telur, gulungan kertas manila, dan gunting.
Gunting-guntinglah benang wol dengan panjang dan banyak sesuai keinginanmu. Jadikan satu gunttingan-guntingan tersebut. Ikat tepat pada bagian tengah. Siapkan cangkang telur yang telah dibuang isinya. Olesi bagian atas telur dengan lem . rekatkan benang wol pada cangkang telur. Bagilah rambut boneka menjadi dua kemudian ikat dengan pita. Selanjutnya, lukislah wajah pada permukaan telur cangkang dengan spidol.
Buatlah gulungan kertas berbentuk kerucut terpotong dengan tinggi 20 cm. Sediakan juga tiga potong kain putih polios yang masing-masing berukuran 20 cm x 20 cm. Buatlah lubang pada ketiga kain tersebut dibagian tengah.
Masukan ketiga potong kain tersebut pada tabung kertas secara bersusun. Rapikan susunannya kemudian jahitlah sekelilingnya untuk mempertahankan bentuk gaun.
Ambil kain dengan jenis bahan atau corak berbeda. Lilitkan kain tersebut tepat pada bagian tabung yang belum terlilit kain. Usahakan lilitannya dapat membentuk baju. Rapikan lilitan, kemudian jahitlah. Untuk mempercantik gaun tambahkan pita atau renda.
Buatlah tabung dengan panjang 24 cm dan diameter ± 0,75 cm. Masukan tabung tersebut kedalam lubang bagian bawah kepala boneka. Masukan dengan hati-hati, kemudian rekatkan tabung kertas tersebur pada dinding tabung karton yang menjadi badan boneka. Dunakan lem atau selotif.
Langkah selanjutnya membuat tangan boneka. Siapka kertas manila dank ain dengan jenis bahan atau corak yang sama dengan jenis kain untuk baju. Buatlah gambar tangan dengan ukuran menyesuaikan boneka. Bungkuslah bentuk tangan dengan kain sehingga membentuk lengan baju panjang. Jahitlah dengan rapid an jahitlah tangan pada sisi samping boneka. Boneka yang telah jadi dapat digunakan sebagai hiasan meja.
Berkarya batik, Gambar Ilustrasi, dan Boneka
1. Menciptakan Motif Hias
Merancang motif batik
Buatlah motif pada kain dengan menggunakan pensil.
Nyalakan lilin. Gunakan lelehan lilin untuk menutup bagian-bagian motif yang tidak ingin kamu warnai. Berhati-hatilah, jangan sampai nyala lilin membakar kain.
Buatlah dua macam larutan pewarna.
Komposisi larutan 1: ½ liter air, 1 sendok makan naptol AS LB, garam diazo merah B, dan Kostik.
Komposisi larutan 2: ½ liter air, 1 sendok makan AS G, garam diazo kuning Gc, dan kostik.
Komposisi larutan pertama menghasilkan warna cokelat merah, sedangkan larutan kedua menghasilkan warna kuning.
Masukan kain yang telah dirintangi lilin ke dalam larutan pertama. Diamkan selam ± 5 menit, kemudian angkatlah kain. Hilangkan lilin dengan mencelupkan kain ke dalam air panas sambil diremas-remas. Menghilangkan lilin dengan cara memasukan kain ke dalam air mendidih akan lebih baik, sebab lilin lebih cepat larut atau hilang.
Masukan pola yang telah diwarnai ditutup dengan lilin kemudian dimasukan kedalam larutan kedua sambil ditekan-tekan. Setelah ± 5 menit kain diangkat dan dihilangkan lilinya. Caranya sama dengan sebelumnya, yaitu mencelupkan kedalam air panas atau merebusnya. Jika lilin yang menempel pada kain telah bersih, kain dapat diangkat dan diangin-anginkan.
2. Menggambar Ilustrasi
Pengertian dan Fungsi
Gambar ilustrasi adalah gambar yang menceritakan suatu adegan atau peristiwa. Adapun fungsi gambar ilustrasi sebagai berikut.
Memperjelas alur atau isi cerita.
Memperjelas isi pesan dalam promosi suatu barang.
Menarik perhatian.
Menambah nilai artistic/ keindahan.
Media pengungkapan perasaan penggambarnya.
Teknik dan Media
Menggambar ilustrasi dapat dilakukan dengan teknik kering atau teknik basah. Media untuk menggambar ilustrasi dengan teknik kering yaitu pensil, arang, kapur, krayon, atau bahan lain yang tidak memerlukan air atau minyak sebagai pengencer. Media untuk teknik basah yaitu cat air, cat minyak, tinta atau media lain yang memerluakn air atau minyak sebagai pengencer.
Langkah-langkah Menggambar Ilustrasi
Persiapan Bahan dan Alat
Penentuan Tema
Pembuatan Sketsa
Penyempurnaan Gambar
3. Berkarya Boneka
Membuat boneka merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tidak memerlukan biaya mahal. Kain perca dan bahan-bahan tidak terpakai seperti botol, kardus, kelobot jagung, benang wol, dan cangkang telur dapat dibuat menjadi boneka cantik.
Membuat Rancangan Boneka
Rancangan boneka berupa sketsa bentuk boneka yang akan dibuat. Akan leboh baik jika sketsa boneka disertai keterangan jenis-jenis bahan yang akan digunakan.
Membuat Boneka Sesuai Rancangan
Siapkan bahan dan alat. Bahan dan alat yang kamu butuhkan yaitu kain polos, kain perca bermotif, renda, pita, jarum, dan benang jahit, benang wol, gulungan kertas karton, lem, cangkang telur, gulungan kertas manila, dan gunting.
Gunting-guntinglah benang wol dengan panjang dan banyak sesuai keinginanmu. Jadikan satu gunttingan-guntingan tersebut. Ikat tepat pada bagian tengah. Siapkan cangkang telur yang telah dibuang isinya. Olesi bagian atas telur dengan lem . rekatkan benang wol pada cangkang telur. Bagilah rambut boneka menjadi dua kemudian ikat dengan pita. Selanjutnya, lukislah wajah pada permukaan telur cangkang dengan spidol.
Buatlah gulungan kertas berbentuk kerucut terpotong dengan tinggi 20 cm. Sediakan juga tiga potong kain putih polios yang masing-masing berukuran 20 cm x 20 cm. Buatlah lubang pada ketiga kain tersebut dibagian tengah.
Masukan ketiga potong kain tersebut pada tabung kertas secara bersusun. Rapikan susunannya kemudian jahitlah sekelilingnya untuk mempertahankan bentuk gaun.
Ambil kain dengan jenis bahan atau corak berbeda. Lilitkan kain tersebut tepat pada bagian tabung yang belum terlilit kain. Usahakan lilitannya dapat membentuk baju. Rapikan lilitan, kemudian jahitlah. Untuk mempercantik gaun tambahkan pita atau renda.
Buatlah tabung dengan panjang 24 cm dan diameter ± 0,75 cm. Masukan tabung tersebut kedalam lubang bagian bawah kepala boneka. Masukan dengan hati-hati, kemudian rekatkan tabung kertas tersebur pada dinding tabung karton yang menjadi badan boneka. Dunakan lem atau selotif.
Langkah selanjutnya membuat tangan boneka. Siapka kertas manila dank ain dengan jenis bahan atau corak yang sama dengan jenis kain untuk baju. Buatlah gambar tangan dengan ukuran menyesuaikan boneka. Bungkuslah bentuk tangan dengan kain sehingga membentuk lengan baju panjang. Jahitlah dengan rapid an jahitlah tangan pada sisi samping boneka. Boneka yang telah jadi dapat digunakan sebagai hiasan meja.
MATERI SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN KELAS VI BAB III
BAB III
Mengapresiasi Musik Daerah
1. Mengenal Musik Daerah
Music daerah disebut music tradisional merupakan music yang lahir dan berkembang dari budaya daerah setetmpat. Budaya yang dinamis sehingga ada beberapa music tradisional yang berbaur dengan budaya mencanegara. Berikut contoh music daerah Indonesia.
a. Tanjidor
Tanjidor merupakan orkes rakyat Betawi yang menggunakan alat music barat, seperti tambur besar dan terompet. Pada umumnya alat music yang diguanakan tanjidor yaitu alat music tiup logam, seperti tormbon, piston, dan terompet. Orkes tanjidor biasanya dimainkan pada saat mengarak atau mengiringi pengantin, memeriahka acara hajatan khitanan, dan berfungsi sebagai hiburan.
b. Gambang Kromong
Gambang Kromong merupakan music rakyat Betawi yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina. Istilah gambang kromong diambil dari alat music yang digunakan dalam music ini, yaitu gambang dan kromong. Bilahan gambang biasanya dibuat dari kayu yang berjumlah 18. Adapun kromong yang dibuat dari perunggu atau besi yang berjumlah 10 buah. Pengaruh kebudayaan China dapat dilihat dari alat music yang digunakan, yaitu teh yan, kong an yan, dan shu kong. Teh yan merupakan rebab kecil, kong an yan merupakan rebab berukuran sedang dan shu kong merupakan rebab berukuran besar.
c Kolintang
Kolintang merupakan music tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat music ini berbentuk bilahan kayu seperti gambang dan terdiri atas melodi, ritme, dan bas. Music ini berfungsi sebagai hiburan.
d. Sampek
Sampek merupakan alat music yang berasal dari daerah Kalimantan. Alat music ini merupakan jenis alat music petik berdawai tiga. Sampek dibuat dari bahan kayu dengam hiasan ukiran yang indah. Alat music ini digunakan untuk mengiringi tarian- tarian daerah setempat.
2. Unsur-Unsur Musik
a. Irama
Kamu telah mempelajari irama dikelas-kelas sebelumnya. Namun, perlu kamu ingat bahwa irama merupakan panjang-pendeknya bunyi music yang berjalan menurut birama tertentu. Irama terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam dengan berbagai macam panjang pendek, membentuk pola irama dan bergerak menurut ketukan (pulsa) dalam birama.
b. Melodi
Melodi terbentuk dari sekelompok nada-nada yang berjalan menurut irama tertentu. Susunan nada dalam melodi mempunyai pola yang mengacu pada pola birama.
BAB III
Mengapresiasi Musik Daerah
1. Mengenal Musik Daerah
Music daerah disebut music tradisional merupakan music yang lahir dan berkembang dari budaya daerah setetmpat. Budaya yang dinamis sehingga ada beberapa music tradisional yang berbaur dengan budaya mencanegara. Berikut contoh music daerah Indonesia.
a. Tanjidor
Tanjidor merupakan orkes rakyat Betawi yang menggunakan alat music barat, seperti tambur besar dan terompet. Pada umumnya alat music yang diguanakan tanjidor yaitu alat music tiup logam, seperti tormbon, piston, dan terompet. Orkes tanjidor biasanya dimainkan pada saat mengarak atau mengiringi pengantin, memeriahka acara hajatan khitanan, dan berfungsi sebagai hiburan.
b. Gambang Kromong
Gambang Kromong merupakan music rakyat Betawi yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina. Istilah gambang kromong diambil dari alat music yang digunakan dalam music ini, yaitu gambang dan kromong. Bilahan gambang biasanya dibuat dari kayu yang berjumlah 18. Adapun kromong yang dibuat dari perunggu atau besi yang berjumlah 10 buah. Pengaruh kebudayaan China dapat dilihat dari alat music yang digunakan, yaitu teh yan, kong an yan, dan shu kong. Teh yan merupakan rebab kecil, kong an yan merupakan rebab berukuran sedang dan shu kong merupakan rebab berukuran besar.
c Kolintang
Kolintang merupakan music tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat music ini berbentuk bilahan kayu seperti gambang dan terdiri atas melodi, ritme, dan bas. Music ini berfungsi sebagai hiburan.
d. Sampek
Sampek merupakan alat music yang berasal dari daerah Kalimantan. Alat music ini merupakan jenis alat music petik berdawai tiga. Sampek dibuat dari bahan kayu dengam hiasan ukiran yang indah. Alat music ini digunakan untuk mengiringi tarian- tarian daerah setempat.
2. Unsur-Unsur Musik
a. Irama
Kamu telah mempelajari irama dikelas-kelas sebelumnya. Namun, perlu kamu ingat bahwa irama merupakan panjang-pendeknya bunyi music yang berjalan menurut birama tertentu. Irama terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam dengan berbagai macam panjang pendek, membentuk pola irama dan bergerak menurut ketukan (pulsa) dalam birama.
b. Melodi
Melodi terbentuk dari sekelompok nada-nada yang berjalan menurut irama tertentu. Susunan nada dalam melodi mempunyai pola yang mengacu pada pola birama.
MATERI SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN KELAS VI BAB IV
BAB IV
Bermain Musik dan Melodi
A. Bermain Alat Musik Ritmis dan Melodi
1. Recorder
Recorder menghasilkan banyak nada. Recorder dimainkan dengan cara ditiup.
2. Pianika
Dikelas IV semester 2 kamu sudah mengetahui cara-cara bermain alat music pianika. Sama seperti recorder, pianika juga dapat digunakan untuk memainkan tangga nada. Tetapi perlu kamu ingat bahwa pianika dimainkan mengguanakan penjarian. Kamu harus mengetahui tugas dari setiap jaru tangan kanan.
B. Menyanyi dengan Iringan Sederhana
Berdasarkan sumbernya, bunyi dibagi menjadi dua, yaitu bunyi yang dihasilkan alat music dan bunyi yang dihasilkan oleh suara manusia. Berikut merupakan teknik dalam menyanyi.
1. Teknik Vokal
a. Frasering
Frasering adalah tekik pemenggalan kalimat lagu dan pengucapan kata yang jelas. Frasering berhubungan erat dengan teknik pernapasan. Pemenggalan kata yang tidak tepat akan memiliki arti atau makna yang berbeda.
b. Ekspresi
Ekspresi disebut juga penjiwaan lagu. Hal ini lebih ditekankan pada kemampuan penyanyi menyesuaikan isi dan jiwa lagu sesuai dengan kehendak pencipta. Berikut beberapa hal yang harus diketahui oleh seseorang penyanyi.
c. Menguasai materi lagu
d. Mengerti isi lagu
e. Menerapkan frasering dengan baik
f. Memahami tanda-tanda yang terdapat dalam lagu, contohnya tanda tempo, tanda dinamik, dan tanda ekspresi.
Berikut contoh beberapa tanda ekspresi lagu.
1.) Gaya Marcato
Dalam mengucapkan kata-kata atau syair lahu diberi tekanan, sehingga terasa semangat yang berkobar dalam mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan.
2.) Gaya Legato
Gaya lagu ini diterapkan untuk lagu atau music lembut dan mampu melukiskan suasana tenang. Hubungan kata-kata yang satu dengan yang lain saling bersambungan.
B. Teknik mengiringi Lagu
Lagu dapat diringi mengguanak alat music ritmis dan melodis. Alat music ritmis berfungsi membawa irama lagu, sedangkan alat music melodis berfungsi membawa melodi. Selain alat music ritmis dan melodis, kamu juga dpat menggunakan alat music harmosnis, contohnya gitar, keyboard, atau piano. Iringan sebuah lahu biasanya terdiri atas bagian-bagian berikut:
Intro adalah melodi pembuka sebelum lagu dimulai
Lagu
Interlude adalah music ditengah lagu
Coda adalag penutup lagu
BAB IV
Bermain Musik dan Melodi
A. Bermain Alat Musik Ritmis dan Melodi
1. Recorder
Recorder menghasilkan banyak nada. Recorder dimainkan dengan cara ditiup.
2. Pianika
Dikelas IV semester 2 kamu sudah mengetahui cara-cara bermain alat music pianika. Sama seperti recorder, pianika juga dapat digunakan untuk memainkan tangga nada. Tetapi perlu kamu ingat bahwa pianika dimainkan mengguanakan penjarian. Kamu harus mengetahui tugas dari setiap jaru tangan kanan.
B. Menyanyi dengan Iringan Sederhana
Berdasarkan sumbernya, bunyi dibagi menjadi dua, yaitu bunyi yang dihasilkan alat music dan bunyi yang dihasilkan oleh suara manusia. Berikut merupakan teknik dalam menyanyi.
1. Teknik Vokal
a. Frasering
Frasering adalah tekik pemenggalan kalimat lagu dan pengucapan kata yang jelas. Frasering berhubungan erat dengan teknik pernapasan. Pemenggalan kata yang tidak tepat akan memiliki arti atau makna yang berbeda.
b. Ekspresi
Ekspresi disebut juga penjiwaan lagu. Hal ini lebih ditekankan pada kemampuan penyanyi menyesuaikan isi dan jiwa lagu sesuai dengan kehendak pencipta. Berikut beberapa hal yang harus diketahui oleh seseorang penyanyi.
c. Menguasai materi lagu
d. Mengerti isi lagu
e. Menerapkan frasering dengan baik
f. Memahami tanda-tanda yang terdapat dalam lagu, contohnya tanda tempo, tanda dinamik, dan tanda ekspresi.
Berikut contoh beberapa tanda ekspresi lagu.
1.) Gaya Marcato
Dalam mengucapkan kata-kata atau syair lahu diberi tekanan, sehingga terasa semangat yang berkobar dalam mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan.
2.) Gaya Legato
Gaya lagu ini diterapkan untuk lagu atau music lembut dan mampu melukiskan suasana tenang. Hubungan kata-kata yang satu dengan yang lain saling bersambungan.
B. Teknik mengiringi Lagu
Lagu dapat diringi mengguanak alat music ritmis dan melodis. Alat music ritmis berfungsi membawa irama lagu, sedangkan alat music melodis berfungsi membawa melodi. Selain alat music ritmis dan melodis, kamu juga dpat menggunakan alat music harmosnis, contohnya gitar, keyboard, atau piano. Iringan sebuah lahu biasanya terdiri atas bagian-bagian berikut:
Intro adalah melodi pembuka sebelum lagu dimulai
Lagu
Interlude adalah music ditengah lagu
BAB V
Mengenal Pola Lantai Pada Karya Tari
A. Makna Pola Lantai
1. Garis Yang Dilalui Oleh Penari
Garis yang dilalui oleh penari pada saat melakukan gerak tari disebut pola lantai. Selain itu, pola lantai juga merupakan garis yang dibuat oleh formasi penari kelompok.
2. Pola garis Dasar
Pada dasarnya ada dua pola garis dasae pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengakung. Garis lurus memberikan kesan sederhana tapi kuat. Sebaliknya, garis lengkung member kesan lembut tetapi lemah.
3. Pola Lantai Gerak Tari Nusantara
a. Tari Rakyat
Tari rakyat yaitu tarian yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat jelata. Tari rakyat sangat sederjana, kurang memperhatikan norma-norma keindahan, dan tidak memiliki bentuk yang standard. Gerak-gerak tari rakyat sangat sederhana sebab lebih memntingkan keyakinan. Sebagaimana contoh tari Ana Ule dari flores.
Tari Ana Ule merupakan tarian harapan masyarakat dusun Moni, Flores. Melalui tarian tersebut masyarakat berharap dan yakin padi yang ditanam tumbuh subur dan terhindar dari gangguan burung dan tikus.
b. Tari Klasik
Tari Klasik merupakan tari yang sangat memperhatikan keindahan. Tari klasik dipelihara dengan baik di Istana raja-raja dan kalangan bangsawan. Gerak-gerak tari klasik sudah mempunyai aturan tertentu dan tidak boleh dilanggar.
Tari Srimpi pada gambar diatas merupakan contoh tari klasik. Tari Srimpi dibawakan oleh empat orang penari putrid dengan postur tubuh dan raut wajah sama, sehingga terkesan sebagai tarian halus yang ditarikan menggunakan teknik gerak tari putrid gaya Surakarta yang halus dan lembut.
c. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru juga sering disebut tari modern. Gerak-gerak dalam tari kreasi baru sangat bervariasi.
Tari geol Saliter marupakan tari kreasi baru hasil karya tari Umi Krisminarti, seniman asal Yogyakarta. Tari ini menggambarkan seorang remaja putrid yang sedang mencari identitas diri sebgai pedoman hidupnya. Gerak-gerak tarinya merupakan perpaduan dari tari gaya Yogyakarta dan jawa barat. Instrument pengiringnya yaitu gamelan jawa dengan melodi sunda.
Dengan adanya bermacam-macam bentuk karya tari maka bentuk pola lantainya pun bermacam-macam. Bentuk pola lantai karya tari yang satu dengan bentuk pola tari yang lain. Selain bentuknya yang berbeda, ada pola lantai yang mempunyai maksud dan ada juga yang tidak mempunyai maksud. Pola lantai yang mempunyai maksud lebih banyak ada dalam tari-tarian klasik. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika pola lanti dalam tari kreasi baru dan tari rakyat juga mempunyai maksud.
Keindahan Pola Lantai Gerak Tari Nusantara.
Keindahan karya tari didukung dengan keindahan pola laintainya, bagaimana supaya pola lantai dalam karya tari terlihat indah? Berikut bebrapa hal yang pelru diperhatikan.
Bentuk Pola lantai
Bentuk pola lantai harus diperhatikan supaya mendukung penyajian karya tari. Dari garis lurus dan garis lengkung kamu dapat mengambangkan menjadi berbagai bentuk pola lantai.
Maksud Pola lantai
Ada bentuk pola lantai yang mempunyai maksud. Namun, ada juga yang hanya merupakan garis-garis di lantai yang dilaui oelh seorang penari atau formasi bebrapa penari. Hal ini telah kamu pelajari pada pelajaran dimuka.
Namun supaya karya tari mempunyai keindahan yang bennilai tinggi, maka sebaiknya pola lantainya mempunyai maksud-maksud tertentu.
Kesesuaian bentuk Pola Tari denagn Jumlah Penari
Bentuk pola lantai sebaiknya disesuaikan dengan jumlah penarinya. Semakin banyal jumlah penari maka semakin banyak pula kemungkinan untuk dibentuk barbagai pola lantai. Lebih menarik lagi jika dalam satu ragam gerak terdapat dua bentuk pola lantai.
Kesesuaian bentuk Pola Lantai dengan Ruangan
Ruangan atau tempat untuk mempertunjukan karya tari bermacam-macam. Ada panggung berbentuk proscenium, pendapa, atau lapangan. Dengan panggung yang berbentuk prosenium, penonton hanya dapat melihat pertunjukan dari satu arah. sebaliknya, pada tempat pertunjukan berupa pendapa dan lapangan, penonton dapat melihat dari berbagai arah.
Pola lantai garis lurus ke depan dengan jumlah penari yang banyak tidak sesuai jika disajikan dipanggung berbentuk prosenium. Mengapa demikian? Karena penari di bagian belakang tidak akan tampak dari arah penonton. Pola lantai garis lurus kedepan sesuai untuk tari-tarian yang disajikan di pendapa atau dilapangan.
Mengenal Pola Lantai Pada Karya Tari
A. Makna Pola Lantai
1. Garis Yang Dilalui Oleh Penari
Garis yang dilalui oleh penari pada saat melakukan gerak tari disebut pola lantai. Selain itu, pola lantai juga merupakan garis yang dibuat oleh formasi penari kelompok.
2. Pola garis Dasar
Pada dasarnya ada dua pola garis dasae pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengakung. Garis lurus memberikan kesan sederhana tapi kuat. Sebaliknya, garis lengkung member kesan lembut tetapi lemah.
3. Pola Lantai Gerak Tari Nusantara
a. Tari Rakyat
Tari rakyat yaitu tarian yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat jelata. Tari rakyat sangat sederjana, kurang memperhatikan norma-norma keindahan, dan tidak memiliki bentuk yang standard. Gerak-gerak tari rakyat sangat sederhana sebab lebih memntingkan keyakinan. Sebagaimana contoh tari Ana Ule dari flores.
Tari Ana Ule merupakan tarian harapan masyarakat dusun Moni, Flores. Melalui tarian tersebut masyarakat berharap dan yakin padi yang ditanam tumbuh subur dan terhindar dari gangguan burung dan tikus.
b. Tari Klasik
Tari Klasik merupakan tari yang sangat memperhatikan keindahan. Tari klasik dipelihara dengan baik di Istana raja-raja dan kalangan bangsawan. Gerak-gerak tari klasik sudah mempunyai aturan tertentu dan tidak boleh dilanggar.
Tari Srimpi pada gambar diatas merupakan contoh tari klasik. Tari Srimpi dibawakan oleh empat orang penari putrid dengan postur tubuh dan raut wajah sama, sehingga terkesan sebagai tarian halus yang ditarikan menggunakan teknik gerak tari putrid gaya Surakarta yang halus dan lembut.
c. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru juga sering disebut tari modern. Gerak-gerak dalam tari kreasi baru sangat bervariasi.
Tari geol Saliter marupakan tari kreasi baru hasil karya tari Umi Krisminarti, seniman asal Yogyakarta. Tari ini menggambarkan seorang remaja putrid yang sedang mencari identitas diri sebgai pedoman hidupnya. Gerak-gerak tarinya merupakan perpaduan dari tari gaya Yogyakarta dan jawa barat. Instrument pengiringnya yaitu gamelan jawa dengan melodi sunda.
Dengan adanya bermacam-macam bentuk karya tari maka bentuk pola lantainya pun bermacam-macam. Bentuk pola lantai karya tari yang satu dengan bentuk pola tari yang lain. Selain bentuknya yang berbeda, ada pola lantai yang mempunyai maksud dan ada juga yang tidak mempunyai maksud. Pola lantai yang mempunyai maksud lebih banyak ada dalam tari-tarian klasik. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika pola lanti dalam tari kreasi baru dan tari rakyat juga mempunyai maksud.
Keindahan Pola Lantai Gerak Tari Nusantara.
Keindahan karya tari didukung dengan keindahan pola laintainya, bagaimana supaya pola lantai dalam karya tari terlihat indah? Berikut bebrapa hal yang pelru diperhatikan.
Bentuk Pola lantai
Bentuk pola lantai harus diperhatikan supaya mendukung penyajian karya tari. Dari garis lurus dan garis lengkung kamu dapat mengambangkan menjadi berbagai bentuk pola lantai.
Maksud Pola lantai
Ada bentuk pola lantai yang mempunyai maksud. Namun, ada juga yang hanya merupakan garis-garis di lantai yang dilaui oelh seorang penari atau formasi bebrapa penari. Hal ini telah kamu pelajari pada pelajaran dimuka.
Namun supaya karya tari mempunyai keindahan yang bennilai tinggi, maka sebaiknya pola lantainya mempunyai maksud-maksud tertentu.
Kesesuaian bentuk Pola Tari denagn Jumlah Penari
Bentuk pola lantai sebaiknya disesuaikan dengan jumlah penarinya. Semakin banyal jumlah penari maka semakin banyak pula kemungkinan untuk dibentuk barbagai pola lantai. Lebih menarik lagi jika dalam satu ragam gerak terdapat dua bentuk pola lantai.
Kesesuaian bentuk Pola Lantai dengan Ruangan
Ruangan atau tempat untuk mempertunjukan karya tari bermacam-macam. Ada panggung berbentuk proscenium, pendapa, atau lapangan. Dengan panggung yang berbentuk prosenium, penonton hanya dapat melihat pertunjukan dari satu arah. sebaliknya, pada tempat pertunjukan berupa pendapa dan lapangan, penonton dapat melihat dari berbagai arah.
BAB VI
Memperagakan Karya Tari Nusantara dengan Pola Lantai
A. Persiapan Peragaan karya Tari dengan Pola Lanti
1. Menentukan bentuk karya tari.
Bentuk karya tari ada bermacam-macam. Ada bentuk tari tunggal, bentuk tari berpasangan, dan bentuk tari kelompok. Jika karya tari perlu ditentukan sebelum diperagakan di depan penonton. Hal ini dikarenakan bentuk karya tari berkaitan dengan unsure yang lain.
Memilih karya tari.
Pemilihan karya tari harus disesuaikan dengan bentuk tari. Jika bentuk tari yang dipilih tari berpasangan maka pilihlah karya tari berpasangan.
2. Menentukan jumlah penari.
Jumlah penari disesuaikan dengan bentuk dan karya tari yang dipilih. Jika karya tari yang dipilih berpasangan aka jumlah penarinya dua orang atau kelipatannya.
3. Memilih property tari.
Engapa property juga perlu dipersiapkan? Hal ini dikarenakan property sebaiknya dipakai pada saat latihan peragaan gerak tari. Sehingga pada waktu peragaan didepan penonton penggunaan property sudah sesuai dengan gerak tari.
B. Peragaan karya tari dengan Pola Lantai
Tari ajar diperagakan secara berkelompok sehingga bentuk pola lantainya merupakan bentuk garis-garis dilantai yang dibuat oleh formasi penari.
Memperagakan Karya Tari Nusantara dengan Pola Lantai
A. Persiapan Peragaan karya Tari dengan Pola Lanti
1. Menentukan bentuk karya tari.
Bentuk karya tari ada bermacam-macam. Ada bentuk tari tunggal, bentuk tari berpasangan, dan bentuk tari kelompok. Jika karya tari perlu ditentukan sebelum diperagakan di depan penonton. Hal ini dikarenakan bentuk karya tari berkaitan dengan unsure yang lain.
Memilih karya tari.
Pemilihan karya tari harus disesuaikan dengan bentuk tari. Jika bentuk tari yang dipilih tari berpasangan maka pilihlah karya tari berpasangan.
2. Menentukan jumlah penari.
Jumlah penari disesuaikan dengan bentuk dan karya tari yang dipilih. Jika karya tari yang dipilih berpasangan aka jumlah penarinya dua orang atau kelipatannya.
3. Memilih property tari.
Engapa property juga perlu dipersiapkan? Hal ini dikarenakan property sebaiknya dipakai pada saat latihan peragaan gerak tari. Sehingga pada waktu peragaan didepan penonton penggunaan property sudah sesuai dengan gerak tari.
B. Peragaan karya tari dengan Pola Lantai
Tari ajar diperagakan secara berkelompok sehingga bentuk pola lantainya merupakan bentuk garis-garis dilantai yang dibuat oleh formasi penari.
BAB VlI
A. Mengenal Kerajinan Anyaman
1. Kerajinan Anyaman disekitar kita
Menganyam berarti engatur bilah atau lembaran-lembaran secar tindih-menindih dan silang-menyilang. Bilah atau lembaran-lembaran yang diatur tersenut dapat berupa bamboo, daun pandan, janur, kertas, rotan, atau kulit binatang. Masyarakat dipedesaan masih banyak yang melakukan pekerjaan menganyam. Mereka membuat hiasan dinding, alat dapur, tikar, dinding anyaman bamboo, dan peralatan rumah tangga untuk dipakau sendiri atau untuk dijual.
Pemilihan bahan untuk berkarya kerajinan anyaman perlu emperhatikan fungsi dan keindahan benda yang akan dibuat. Pemilihan bahan yang tidak tepat dapat menyebabkan benda anyaman mudah rusak. Benda anyaman mungkin juga tidak indah, dan tidak aman untuk digunakan. Sebagai contoh untuk membuat keranjang dan bakul pilih bahan bamboo, karena selain kuat bamboo juga mudah bentuk. Babu bersifat lunak, mudah duhaluskan dengan pisau atau ampelas. Oleh Karen itu, keranjang dan bakul bamboo aman digunakan, kuat, dan indah. Baynagan jika keranjang dan bakul nasi dibuat dari daun kelapa atau kertas. Walaupun keranjang atau bakul nasi tersebut indah tetapi tidak dapat digunakan karena tidak kuat.
Selongsong ketupat juga dibuat dengan teknik menganya. Baham yang baik untuk mebuat selongsong ketupat yaitu janur, daun pandan, dan daun lontar. Bahan-bahan tersebut udah dianyam dan aman. Kerajina anyaman janur selain selongsong ketupat yaitu kisa (tempat ayam) dan anyaman dekorasi pesta pernikahan.
2. Apresiasi Terhadap Karya Kerajinan Anyaman
Apresiasi merupakan kegiatan mengamati, menilai, dan menghargai hasil karya. Dalam bidang keterampilan atau kerajinan, apresiasi berarti kegiatan mengamati, manila, serta menghargai hasil karya kerajinan, termasuk kerajinan anyaman.
Mutu atau kualitas karya kerajinan anyaman dapat dinilai dari keindahan, kekuatan, dan kesesuaian bahannya. Apa yang dimaksud keindahan, kekuatan, dan kesesuaian bahan dla kerajinan anyaman?
3. Keindahan Karya Kerajinan Anyaman
Keindahan berarti elok atau indah dipandang mata. Anyaman yang indah ialah anyaman yan elok sehingga mampu menggugah rasa keindahan orang yang melihatnya. Keindahan anyaman dapat dilihat pada motif anyaman, bentuk benda anyaman, serta tekstur bahan anyaman. Sebagai contoh dua benda anyaman, satu benda dianyam dengan anyaman dasar tunggal, dan satu dianyam dengan nayaman kombinasi. Bena anyaman dengan otif anyaman kombinasi tampak lebih indah dan menarik dari pada anyaman dengan motif anyaman dasar tunggal.
Tekstur (sifat halus dan kasar) bahan anyaman pun menentukan keindahan benda anyaman. Kamu pernah melihat akar wangi? Akar wangi dapat dijadikan taplak meja, tas, dan kantong ponsel anyaman yang menawan. Tekstur akar wangi yang kasar membuat benda anyaman variasi motif dan bahan, orang juga hendak mewarnai benda yang dianyam. Bahan anyaman yang bisa dicelup dalam pewarna antara lain daun pandan dan ,mending, lembaran bamboo, dan akar wangi.
4. Kekuatan Karya Kerajinan Anyaman
Kekuatan benda kerajinan menentukak keawetan. Oleh karena itu, dalam pembuatan benda kerajinan kekuatan perlu diperhatikan. Kekuatan benda anyaman oleh jenis bahan serta teknik menganyam. Sebagi contoh untuk membuat tikar. Bahan yang kuat dan tepat yaitu daun pandan dan mendoang. Daun pandan dan daun mendoan yang sudah dikeringkan memiliki tekstur yang halus, ulet (jawa), dan cukup tahan terhadap air. Sifat bahan yang ulet dan tahan air memungkinkan tikar pandan/ mendoang dicuci berkali-kali.
Lain halnya dengan keranjang pakaian. Keranjang pakaian lebih banyak dibuat dari bahan rotan. Tahukah kamu, mengapa? Alasannya yaitu, rotan kuat, ulet, halus, mudah dibentuk, serta tahan terhadap air. Sifat rotan yang kuat, ulet, dan tahan iar membuat kerangjang pakainan awet atau tahan lama. Bahan selain rotan yang meiliki sifat yang hamper sama yaitu bamboo. Oleh karena itu, bamboo juga sering dibuat benda kerajinan seperti keranjang sampah, keranjang pakaian, tempat hantaran, dan sebagainya.
5. Kesesuaian Bahan Kerajinan Anyaman
Bahan untuk membuat kerajinan harus disesuaikan dengan fungsi benda. Apa maksudnya? Kamu sudah pernah melihat dinding anyaman bamboo, bukan? Dinding anyaman biasa disebut juga gedhek. Dinding anyaman ini berfungsi sebagai penutup ruang, agar tidak terlihat dari luar, serta melindungi penghuni rumah dari hujan dan angin. Oleh karena itu, mudah dibentuk/ dianyam, serta aman bagi manusia. Bahan yang memiliki sifat-sifat tersebut diantaranya bamboo dan rotan. Namun, selama ini kebanyakan ornag lebih banyak menggunakan bahan bamboo. Alasannya, mungkin karena bamboo lebih mudah ditemykan, dan harganya pu lebih terjangkau.
Di pedesaan dan daerah-daerah pedalaman, ada juga yang membuat dinding anyaman dari daun kelapa bisa dianyam dan dijadikan dinding, namun kurang kuat. Selain itu, anyaman daun kelapa tidak mempunyai ketahanan yang baik terhadap cuaca (air hujan dan panas matahari), daun kelapa mudah rapuh.
A. Mengenal Kerajinan Anyaman
1. Kerajinan Anyaman disekitar kita
Menganyam berarti engatur bilah atau lembaran-lembaran secar tindih-menindih dan silang-menyilang. Bilah atau lembaran-lembaran yang diatur tersenut dapat berupa bamboo, daun pandan, janur, kertas, rotan, atau kulit binatang. Masyarakat dipedesaan masih banyak yang melakukan pekerjaan menganyam. Mereka membuat hiasan dinding, alat dapur, tikar, dinding anyaman bamboo, dan peralatan rumah tangga untuk dipakau sendiri atau untuk dijual.
Pemilihan bahan untuk berkarya kerajinan anyaman perlu emperhatikan fungsi dan keindahan benda yang akan dibuat. Pemilihan bahan yang tidak tepat dapat menyebabkan benda anyaman mudah rusak. Benda anyaman mungkin juga tidak indah, dan tidak aman untuk digunakan. Sebagai contoh untuk membuat keranjang dan bakul pilih bahan bamboo, karena selain kuat bamboo juga mudah bentuk. Babu bersifat lunak, mudah duhaluskan dengan pisau atau ampelas. Oleh Karen itu, keranjang dan bakul bamboo aman digunakan, kuat, dan indah. Baynagan jika keranjang dan bakul nasi dibuat dari daun kelapa atau kertas. Walaupun keranjang atau bakul nasi tersebut indah tetapi tidak dapat digunakan karena tidak kuat.
Selongsong ketupat juga dibuat dengan teknik menganya. Baham yang baik untuk mebuat selongsong ketupat yaitu janur, daun pandan, dan daun lontar. Bahan-bahan tersebut udah dianyam dan aman. Kerajina anyaman janur selain selongsong ketupat yaitu kisa (tempat ayam) dan anyaman dekorasi pesta pernikahan.
2. Apresiasi Terhadap Karya Kerajinan Anyaman
Apresiasi merupakan kegiatan mengamati, menilai, dan menghargai hasil karya. Dalam bidang keterampilan atau kerajinan, apresiasi berarti kegiatan mengamati, manila, serta menghargai hasil karya kerajinan, termasuk kerajinan anyaman.
Mutu atau kualitas karya kerajinan anyaman dapat dinilai dari keindahan, kekuatan, dan kesesuaian bahannya. Apa yang dimaksud keindahan, kekuatan, dan kesesuaian bahan dla kerajinan anyaman?
3. Keindahan Karya Kerajinan Anyaman
Keindahan berarti elok atau indah dipandang mata. Anyaman yang indah ialah anyaman yan elok sehingga mampu menggugah rasa keindahan orang yang melihatnya. Keindahan anyaman dapat dilihat pada motif anyaman, bentuk benda anyaman, serta tekstur bahan anyaman. Sebagai contoh dua benda anyaman, satu benda dianyam dengan anyaman dasar tunggal, dan satu dianyam dengan nayaman kombinasi. Bena anyaman dengan otif anyaman kombinasi tampak lebih indah dan menarik dari pada anyaman dengan motif anyaman dasar tunggal.
Tekstur (sifat halus dan kasar) bahan anyaman pun menentukan keindahan benda anyaman. Kamu pernah melihat akar wangi? Akar wangi dapat dijadikan taplak meja, tas, dan kantong ponsel anyaman yang menawan. Tekstur akar wangi yang kasar membuat benda anyaman variasi motif dan bahan, orang juga hendak mewarnai benda yang dianyam. Bahan anyaman yang bisa dicelup dalam pewarna antara lain daun pandan dan ,mending, lembaran bamboo, dan akar wangi.
4. Kekuatan Karya Kerajinan Anyaman
Kekuatan benda kerajinan menentukak keawetan. Oleh karena itu, dalam pembuatan benda kerajinan kekuatan perlu diperhatikan. Kekuatan benda anyaman oleh jenis bahan serta teknik menganyam. Sebagi contoh untuk membuat tikar. Bahan yang kuat dan tepat yaitu daun pandan dan mendoang. Daun pandan dan daun mendoan yang sudah dikeringkan memiliki tekstur yang halus, ulet (jawa), dan cukup tahan terhadap air. Sifat bahan yang ulet dan tahan air memungkinkan tikar pandan/ mendoang dicuci berkali-kali.
Lain halnya dengan keranjang pakaian. Keranjang pakaian lebih banyak dibuat dari bahan rotan. Tahukah kamu, mengapa? Alasannya yaitu, rotan kuat, ulet, halus, mudah dibentuk, serta tahan terhadap air. Sifat rotan yang kuat, ulet, dan tahan iar membuat kerangjang pakainan awet atau tahan lama. Bahan selain rotan yang meiliki sifat yang hamper sama yaitu bamboo. Oleh karena itu, bamboo juga sering dibuat benda kerajinan seperti keranjang sampah, keranjang pakaian, tempat hantaran, dan sebagainya.
5. Kesesuaian Bahan Kerajinan Anyaman
Bahan untuk membuat kerajinan harus disesuaikan dengan fungsi benda. Apa maksudnya? Kamu sudah pernah melihat dinding anyaman bamboo, bukan? Dinding anyaman biasa disebut juga gedhek. Dinding anyaman ini berfungsi sebagai penutup ruang, agar tidak terlihat dari luar, serta melindungi penghuni rumah dari hujan dan angin. Oleh karena itu, mudah dibentuk/ dianyam, serta aman bagi manusia. Bahan yang memiliki sifat-sifat tersebut diantaranya bamboo dan rotan. Namun, selama ini kebanyakan ornag lebih banyak menggunakan bahan bamboo. Alasannya, mungkin karena bamboo lebih mudah ditemykan, dan harganya pu lebih terjangkau.
Nilai-nilai juang tersebut Antara lain:
1. Nilai persatuan dan kesatuan. Mereka begitu menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Nilai keikhlasan Para perumus dasar negara kita saat itu tidak terpikir untuk mendapat imbalan. Mereka ikhlas demi bangsa dan negaranya.
3. Berani menegakkan kebenaran dan keadilan. Demi keadilan, mereka berani melakukan perjuangan di tengah-tengah bahaya.
4. Toleran terhadap perbedaan. Perumusan dasar negara diwarnai dengan sikap menghargai perbedaan.
5. Nilai musyawarah mufakat. Mereka merumuskan dasar negara dengan asas musyawarah untuk mencapai kata mufakat.
6. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
7. Jiwa dan semangat merdeka
8. Cinta tanah air dan bangsa.
9. Harga diri yang tinggi sebagai bangsa yang merdeka
10. Pantang mundur dan tidak kenal menyerah
11. Semangat anti penjajah dan penjajahan
12. Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya
13. Semangat kejuangan yang tinggi
14. Berani, rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara
15. Tanpa pamrih dan banyak bekerja
16. Setia kawan, senasib sepenanggungan dan kebersamaan
17. Disiplin yang tinggi
18. Ulet dan tabah menghadapi segala macam, tantangan, hambatan dan gangguan.
Langganan:
Postingan (Atom)
About me
Robiatun Nadliroh
Si cuek yang menyukai romantis | Si langit biru yang mencintai langit malam | Si tukang nangis yang suka marah-marah | Si nekat yang takut sendirian | Si kantong tipis yang hobi traveling | Jejaknya bisa dilacak melalui akun twitter Kicauannya kadang terselip di akun facebook Nana kandcllw ana.
Popular Posts
-
BAB VlI A. Mengenal Kerajinan Anyaman 1. Kerajinan Anyaman disekitar kita Menganyam berarti engatur bilah atau lembaran-lembaran secar...
-
MATERI SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SD/MI KELAS VI BAB 1 Mengenal Motif Batik 1. Jenis Motif Batik Berdasarkan akar budayanya, motif...
Comments
Labels
- B INDONESIA (9)
- B INGGRIS (9)
- Headline (21)
- IPA (9)
- MATEMATIKA (6)
- PENJASKES (14)
- PPKN (2)
- PPT IPA (1)
- PPT MATEMATIKA (1)
- SECCOR (1)
- SENI KEBUDAYAAN (6)
- SENI KEBUDAYAAN VIDEO (1)
- SOCCER (5)
- TEASER (1)
- VIDEO (55)