Headlines

PENJASKES

SENI KEBUDAYAAN

PPKN

» » » Materi Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI Bab 9 ( Moral )

BAB IX : MORAL



A. Memahami Drama Pendek

Pada awal pelajaran ini, kamu akan mendengarakan pembacaan naskah drama. Setelah proses pembelajaran, diharapkan kamu dapat membaca naskah drama dengan benar. Kamu juga diharapkan dapat mencatat jalannya cerita drama yang diperdengarkan. Selanjutnya, kamu akan menceritakan kembali isi drama.

1.  Mendengarkan drama pendek
Dengarkan kutipan drama yang akan diperdengarkan oleh temanmu. Sambil mendengarkan, catatlah peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya. Dari catatan itu, kamu akan menemukan alur cerita drama itu.
Drama ini diolah dari novel yang berjudul Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini.

Bu Suci
Para pelaku : Bu Suci,
Raharjo (ketua kelas) Perempuan 1
Perempuan 2 Kepala sekolah
Prolog Babak I
(Pada suatu pagi, di sebuah kelas, murid-murid duduk menanti kedatangan seorang guru baru. Kepala sekolah dan Bu Suci masuk secara berdampingan)
Kepala sekolah : Ini ibu Suci. Berusahalah tenang, jangan nakal. Tunjukkan pada Bu Suci bahwa kalian adalah murid-murid yang patuh. (menatap Ibu Suci dan mempersilakan beliau untuk memper- kenalkan diri)
Bu Suci               : (menebarkan pandangan sekilas ke arah murid-murid) Selamat pagi anak-anak.
Murid-murid      : (menyahut dengan serempak) Selamat pagi, Bu.
Bu Suci               : Seperti yang dikatakan bapak kepala sekolah, ibu akan menggantikan guru kalian yang sebelumnya mengajar. Panggil saja Ibu, Ibu Suci.
(kepala sekolah berpamitan keluar ruang. Bu Suci mengantarkan sampai ke daun pintu)
Bu Suci               : (kembali ke ruang kelas. Berdiri di muka meja sambil menatap murid-murid) Sebelumnya Ibu pernah mengajar di sebuah kota kecil selama sepuluh tahun. (suasana kelas tenang)
Bu Suci               : Pasti di antara kalian sudah mengetahuinya.


Murid perempuan 1 : (mengangkat tangan sambil bertanya dengan segera)  Di  mana itu, Bu Suci?
Bu Suci                       : Di Purwodadi. Kalian pasti sudah tahu, bukan?
Murid perempuan 2 : Nenek saya tinggal di sana, Bu. (suasana kelas yang semula tegang menjadi tercairkan dengan percakapan yang terjalin akrab antara Ibu Suci dengan murid-mu- rid)
Bu Suci                       : (duduk sambil membuka map absen) Wah, kamu sungguh beruntung. Nah, saya ingin tahu siapa ketua kelas di sini?
Raharjo                 : Saya, Bu. (mengacungkan tangan sambil menjawab dengan lantang)
Bu Suci                       :   Siapa namamu?
Raharjo                 : Raharjo, Bu.
Bu Suci                       : Baiklah, dengan begini saya tahu siapa pemimpin dan penanggung jawab kelas ini. Selanjutnya, saya akan memanggil kamu satu persatu. (memanggil satu-persatu murid dalam daftar absen)
Diolah oleh Sri Santoso

  2.  Menceritakan isi drama pendek
Pada kegiatan ini, kamu berlatih menceritakan drama pendek yang sudah kamu dengarkan. Agar kamu dapat menceritakan kembali isi drama tersebut, kamu harus memahami alur, tokoh, dialog, babak, dan petunjuk pengarang.
Perhatikan hal-hal berikut ini.
a.      Pahamilah isi cerita dalam drama tersebut.
b.      Berceritalah dengan alur yang runtut. Ingatlah bagian awal, tengah, dan akhir cerita.
c.       Pilihlah kata-kata yang menarik untuk mengawali ceritamu.
Misalnya:
1)   Membuka cerita dengan kalimat tanya, seperti: Pernahkah teman- teman melihat drama/mendengarkan drama yang bersetting di sekolah? Bila sudah, apa judul dongeng itu? Kisah yang akan saya ceritakan ini juga bersetting di sekolah. Begini ceritanya.
2)  Bercerita dengan melibatkan emosi pendengar. Contoh : Teman-teman bagaimana perasaan teman-teman bila memiliki guru baru? Saya akan menceritakan Bu Suci yaitu guru baru di suatu sekolah
3)     Bercerita dengan gaya humor. Dalam cerita gaya humor ini, kamu bisa menunjukkan gaya humormu pada kostum yang kamu pakai atau dengan gaya kata-kata lucu yang dapat membuat pendengar tertawa.
Asyik bukan? Nah, berlatihlah menceritakan isi drama pendek tersebut dengan memilih salah satu cara di atas.

B. Membacakan Puisi Karya Sendiri

Pada bagian ini, kamu akan membacakan puisi karyamu sendiri. Setelah mengikuti pelajaran ini, diharapkan kamu dapat membuat puisi berdasarkan gambar. Kamu juga diharapkan dapat membacakan puisimu dengan ekspresi yang tepat.

1.             Menulis puisi berdasar gambar
Pernahkah kamu menulis puisi? Menulis puisi itu mudah, bukan? Nah, kamu ingat kembali dan kamu praktikkan lagi asyiknya menulis puisi. Dari mana memulai penulisan puisi? Tentu saja dari bahan. Banyak kejadian yang bisa kamu tulis menjadi puisi. Banyak hal yang dapat kamu gubah menjadi puisi.



Contoh:
Di kebun bunga kamu melihat kupu-kupu berterbangan. Kamu sangat tertarik dengan kupu-kupu tersebut.
Kemudian, kamu menulis puisi sebagai berikut.
2.            Membaca puisi ciptaan sendiri
Bacalah puisi ciptaanmu tersebut di depan kelas. Kamu sudah mengerti cara membaca puisi, bukan? Bagaimana cara membaca puisi telah dibahas pada bab sebelumnya. Sebelum kamu membaca, gurumu akan menayangkan pembacaan puisi melalui VCD. Perhatikan!

C. Membaca Teks Drama.

Pada pertemuan ini, kamu akan membaca teks drama anak. Selanjutnya, diharapkan kamu dapat mengidentifikasi unsur instrinsik dalam drama. Kamu juga harus menjawab pertanyaan tentang isi drama. Akhirnya, kamu dan temanmu dapat memperagakan drama .

    1.  Mengidentifikasi unsur instrinsik
Bacalah dalam hati teks drama di bawah ini. Fokuskan perhatianmu pada alur cerita, tokoh, dan sifatnya, serta amanatnya.

Gara-gara Pisau
Abujahil meminjam kuali milik Abulara, tetapi sudah hampir satu bulan belum dikembalikan. Pada suatu hari Abulara datang ke rumah Abujahil untuk meminta kualinya kembali.
Abulara     : (mengetuk pintu) Permisi!
Abujahil        : Siapa itu?
Abulara     : Ini aku Abulara.
Abujahil        : Masuklah! Ada apa Abulara pagi-pagi begini datang ke rumahku?
Abulara     : Maaf, saya akan mengambil kuali yang telah kamu pinjam.
Saya akan menggunakannya.
Abujahil        : Ya, ambilah di belakang!
Abulara     : (mengambil kuali di dapur Abujahil) Ini saya ambil kualinya.
Permisi ya Abu!
Abujahil        : Ya, silakan.
Abulara     : (bergumam) Dasar tak tahu rasa terima kasih.


Sesampai di rumah Abulara terkejut karena di dalam kuali itu ada pisaunya.
Abulara : Ini tentu pisau milik Abujahil. Ya, besok pagi akan kukembalikan. (berkata-kata sendiri)
Keesokan harinya Abulara datang ke rumah Abujahil untuk mengembalikan pisau yang ada di kuali.
Abulara     : Permisi, ini aku Abulara.
Abujahil        : Ya, masuklah, ada apa Lara?
Abulara : Maaf, aku mengembalikan pisaumu. Kemarin pisau ini tertinggal di kualiku.
Abujahil : (marah) Nah, ini penyebabnya. Gara-gara pisauku ada di kualimu aku jadi rugi besar. Aku tidak bisa membunuh musang itu. Musang itu telah memakan 2 ekor ayamku. Sekarang kamu harus bertanggung jawab. Karena kamu, dua ekor ayamku mati. Kamu harus memberikan ganti rugi
Abulara : (kebingungan, heran, dan takut karena dibentak Abujahil. Abulara menuruti permintaan Abu jahil. Dia membayar ganti rugi seperti yang diminta Abujahil.
Kemudian, Abulara mengadukan peristiwa itu kepada Abu Nawas. Mendengar cerita itu Abu Nawas mengatur siasat.
Abu Nawas : Begitu perlakuan Abujahil kepadamu? Kau harus balas perlakuannya. Dia harus diberi pelajaran agar tak sewenang- wenang kepada orang lemah sepertimu.
Kemudian Abu Nawas membisikkan sesuatu ke telinga Abulara, Abulara hanya mengangguk-angguk saja.
Beberapa hari kemudian, penduduk Bagdad dikejutkan dengan berita besar. Abulara tiba-tiba gila. Kemudian Abu Nawas membawanya ke istana, menghadap baginda Harun Al Rasyid.
Baginda terhenyak
Baginda : Mengapa Abulara tiba-tiba gila? Barangkali kau tahu penyebabnya?
Abu Nawas : Ampun, Baginda. Ini gara-gara ulah Abujahil. Lebih baik Baginda panggil Abujahil agar saya dapat membuktikan bahwa dia penyebabnya.
Baginda lalu mengutus pengawal kerajaan untuk memanggil Abujahil. Tak lama kemudian Abujahil tiba di istana.
Abujahil        : Ampun, Baginda. Ada apa saya dipanggil?
Baginda :  Abujahil, apa benar kau yang telah menyebabkan Abulara jadi gila?
Abujahil        : Apa dasarnya, hamba dituduh seperti itu? (heran)
Abu Nawas : Ya, gara-gara kualinya kau pinjam berhari-hari dia tidak bisa memasak nasi. Dia hanya makan daun-daunan seadanya. Dia stres, dia jadi gila.


Abujahil : (tertawa terbahak-bahak) Apa hubungannya kuali dengan sakit gila? Kalau tidak ada kuali, Abulara, kan bisa menanak nasi dengan gantang atau yang lain. Lagipula mana ada orang tidak makan nasi jadi gila. Apa tidak ada cerita yang lebih lucu lagi!
Abu Nawas : Ada. (potong Abu Nawas segera) Hanya gara-gara pisau ketinggalan di kuali tetangga, ada orang yang tidak bisa membunuh musang. Akibatnya tetangga tersebut disuruh untuk membayar ganti rugi karena dua ekor ayamnya dimakan musang. Apa tidak ada alat lain untuk membunuh musang?
Mendengar cerita Abu Nawas, baginda Harun Al Rasyid menjadi penasaran.
Baginda       : Siapa yang telah berbuat seperti itu, Abu Nawas?
Abu Nawas : Tanyakan saja kepada Abujahil, Baginda. (dengan sopan) Baginda          : (berpaling kepada Abujahil) Apa jahil berbuat seperti itu? Abujahil : (menunduk diam, ketakutan)
Abulara kemudian tampil menjelaskan semuanya kepada Baginda Harun Al Rasyid. Mendengar penjelasan Abulara, baginda tersenyum.
Baginda : Jadi, ternyata kau tidak gila, Lara? Mana ada orang gila bercerita runtut seperti itu. Pasti Abu Nawas yang mengajarimu.
Abulara : Benar, Baginda, tanpa akal Abu Nawas, Baginda pasti tidak tahu kalau ada hambanya yang sewenang-wenang seperti Abujahil.
Baginda      :   Ohkalau Abujahil itu urusanku. Sekarang, kalian pulanglah.
Biar Abujahil merasakan hukumannya.
Abulara dan Abu Nawas : Terima kasih Baginda. Kami mohon diri. (berbicara hampir bersamaan dan menyampaikan hormat) Rasain kau Abujahil! orang seperti kamu pantas menerima hakuman. (sambil berlalu).
Diolah dari cerita anak  Abunawas
Mentari  edisi 356

    2.   Membaca teks drama
Bentuklah kelompok dengan anggota 5 orang. Bacalah teks drama tersebut dengan penghayatan yang sesuai dengan watak tokoh yang kamu perankan. Tentukan siapa yang menjadi narator (pembaca cerita), Abulara, Abujahil, Abu Nawas dan Baginda.
Nada suara, intonasi, lafal, dan ekspresi dalam membaca teks drama sangat menentukan sukses tidaknya pembacaan drama.
Lakukan pembacaan itu secara bergantian dengan kelompok lain. Kelompok yang dapat membacakan dengan baik akan memperoleh penghargaan dari gurumu. Nilai yang amat bagus, itu sudah tentu diperoleh.

D. Menulis Pengumuman
Pada pelajaran ini, kamu akan belajar menulis pengumuman. Setelah mengikuti pelajaran ini, kamu diharapkan dapat memahami pengumuman. Kamu juga akan tahu bagaimana cara menulis pengumuman. Selanjutnya, kamu harus dapat menulis surat resmi berupa pengumuman. Kamu juga akan dapat memperbaiki hasil karya orang lain.

1.  Tata cara menyusun pengumuman
Kamu tentu sudah pernah membaca pengumuman, bukan? Misalnya, membaca pengumuman di sekolah tentang pelaksanaan upacara bendera HUT


RI, pelaksanaan kebersihan masal di sekolah, pengumuman lomba dan sebagainya. Di rumah, kamu membaca pengumuman yang ditujukan kepada ayahmu tentang pelaksanaan kerja bakti dan sebagainya.
Naskah pengumuman adalah surat yang berisi pemberitahuan tentang suatu hal penting atau kegiatan penting yang perlu diketahui oleh seluruh warga (anggota suatu kelompok atau organisasi/lembaga)
Pengumuman berbeda dengan pemberitahuan biasa karena pengumuman bersifat resmi. Seperti penulisan surat-surat resmi lainnya, naskah pengumuman harus dibuat dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami.
Bagaimana cara menyusun pengumuman? Menyusun pengumuman juga harus mengikuti langkah-langkah tertentu seperti menulis surat izin atau mengarang.
Jika kamu ingin menyusun pengumuman, kerjakan langkah berikut.

1.  Menyusun ide-ide pokok pengumuman
Ide pokok pengumuman itu meliputi:
a.      macam atau jenis pengumuman (hal atau kegiatan penting apa yang akan diumumkan);
b.      sasaran atau penerima pengumuman;
c.       latar belakang (dalam rangka apa pengumuman itu dibuat);
d.      pelaksanaan kegiatan (kapan dan di mana tempat kegiatan itu);
e.       penutup (berisi harapan atau keinginan pembuat pengumuman);
f.        tempat dan tanggal pembuatan pengumuman;
g.      tanda tangan dan nama terang dengan jabatan orang yang membuat pengumuman.

2.  Menyusun ide pokok pengumuman menjadi kerangka pengumuman, misalnya:
a.      jenis pengumuman: pengumuman libur hari besar agama;
b. sasaran: seluruh siswa SD Bina Prestasi;
c.  latar belakang: melaksanakan perintah dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukamakmur dan berdasarkan kalender pendidikan;
d.  pelaksanaan: Kamis, 7 Februari 2008;
e.  penutup: para siswa diharapkan belajar sendiri di rumah;
f.  Tempat dan tanggal pembuatan pengumuman: Sukamakmur, 4 Februari 2008;
g.  Pembuat pengumuman.


3.  Menyusun kerangka pengumuman menjadi naskah pengumuman dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.


SD  Bina Prestasi
Jalan Merpati No.3 Kabupaten Sukamakmur Telepon (0271)
6594757

PENGUMUMAN
Diumumkan kepada seluruh siswa kelas I sampai dengan kelas VI SD Bina Prestasi bahwa sesuaidengan instruksi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukamakmur dan berdasarkan kalender pendidikan tahun pelajaran 2007/2008 para siswa libur atau tidak masuk sekolah pada hari Imlek, yaitu:
Hari/tanggal: 7 Februari 2008
Oleh karena itu para siswa agar belajar sendiri di rumah. Atas perhatian para siswa, diucapkan terima kasih.


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply