Headlines

PENJASKES

SENI KEBUDAYAAN

PPKN

» » » » » Materi SBK Kelas 6 SD/MI Bab 1 (Mengenal Motif Batik)

MATERI SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SD/MI KELAS VI
BAB 1 


Mengenal Motif Batik
1. Jenis Motif Batik
Berdasarkan akar budayanya, motif batik dikelompokan menjadi dua sebagai berikut:
Motif Batik yang Berakar pada Budaya Keraton Jawa
Motif batik ini dikenal dengan istilah batik Solo-Yogya atau batik klasik. Batik klasik mengandung banyak symbol. Selain itu ada pembatsan dalam corak dan penggunaannya. Ada jenis motif batik yang hanya dikenakan oleh raja, misalnya kain dengan motif parang rusak barong dan parang.
Motif Batik Bebas dan mandiri
Motik batik bebas berkembang di kuar aturan atau tradisi keratin. Tidak ada ketentuan khusus dalam pembuatan motif dan pemilihan warna. Oleh karena itu, corak atau warna batik jenis ini sangat bervariasi. Batik motif bebas banyak dibuat di daerah Pesisir Utara Jawa dan Daerah pembatikan lainnya diluar Pulau Jawa, misalnya Kalimantan, Sulawesi, Madura dan Papua.
Menurut sifatnya ada dua jenis motif batik, yaitu motif batik geometris dan motif batik nongeometris. Motif non geometris juga biasa disebut motif naturalis.

2. Berbagai Teknik Membatik
Membatik diartikan sebagai proses pembuatan motif atau ragam hias pada kain dengan perintangan. Adapun cirri khas batik ialah penggambaran motif dalam bentuk negative atau klise. Motif dalam bentuk klise dapat diciptakan dalam berbagai cara. Cara-cara tersebut sebagai berikut:
Merintangi sebagian pola dengan alat canting Tradisional ( canting tulis ).
Merintangi sebagian pola dengan alat canting cap.
Merintangi dengan pengikatan ( teknik celup ikat).
Bagaimana semua teknik tersebut dapat menghasilkan motif dalam bentuk negative atau klise? Sebagaimana motif atau pola batik pada kain diikat atau ditutup lilin, baik dengan canting tradisional atau canting cap. Kemudian kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Bagian kain yang diikat atau ditutup lilin tidak akan terkena bahan pewarna. Setelah proses penghilangan lilin atau ikatan kain dibuka, bagian tersebut tetap berwarna putih atau berwarna seperti sebelum proses pencelupan. Motif inilah yang disebut motif dalam bentuk negatif atau klise.
a. Teknik Canting Tulis
Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting. Canting terbuat dari bahan tembaga ringan dan berbentuk seperti teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola. Saat kain dimasukan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.
b. Teknik Canting Ikat
Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna dan ikatan  dibuka,  bagian yang diikat tidak terkena warna.
c. Teknik Printing
Teknik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik menggunalan canting cap. Canting cap merupakan kepingan logam atau pelat berisi gambar yang agak menonjol. Permukaan canting cap yang menonjol dicelupkan dalam cairan malam (lilin batik). Selanjutnya, canting cap dicapkan pada kain. Canting cap akan meninggalkan motif. Motif  inilah yang disebut klise. Canting cap membuat proses pemalaman lebih cepat. Oleh karena itu, teknik printing dapat menghasilkan kain batik yang banyak dalam waktu yang lebih singkat.
d. Teknik Colet
Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik Colet. Motif yang dihasilkan  dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga dengan teknik lukis, meru pakan cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat atau pewarna kain  je nis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau kuas.

3. Apresiasi terhadap Keunikan Motif batik
Seni batik merupakan salah satu jenis kesenian khas Indonesia. Daerah pembuatannya tersebar di hamper seluruh wilayah Nusantara. Tiap daerah pembatikannya memiliki keunikan atau kekhasan. Keunikan tersebut dalam hal motif atau corak, teknik pembuatan, dan makna simboliknya. Oleh karena itu, berbicara mengenai batik menjadi hal yang menarik dan tidak pernah ada habisnya. Dalam subbab ini kita belajar mengapresiasi atau menilai keunikan motif batik dari beberapa daerah pembatikan, yaitu jambi, papua, Solo dan Madura.
Keunikan batik Jambi terletak pada motif yang nonfigurative atau tak menggambarkab objek manusia atau binatang, tetapi lebih memilih objek tumbuhan dan tulisan.
Kemudian keunikan batik suku Asmat, Papua. Keuniakan batik Asmat terletak pada motifnya yang dekoratif dan mengambil unsur budaya daerah setempat. Motif batik tersebut sama dengan motif-motif pada ukiran kayu, misalkan motif roh leluhur.
Batik solo. Biasanya motif sidomulyo sering dipakai sepasang mempelai pada upacara perkawinan adat solo. Pada motif batik sidomulyo memiliki makna yaitu harapan yang baik untuk kedua mempelai, yaitu agar setelah menikah keduanya dapat hidup berkecukupan.
Batik Madura termasuk dalam kelompok batik pesisir, sehingga coraknya didominasi motif-motif naturalis bertema flora fauna dengan warna-warna terang dan kuat. Cirri khusus yang lain yaitu pola besar-besar dengan hiasan pengisi yang agak kasar.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply